Pengertian SIG (Sistem Informasi Geografis) dan Manfaatnya Dalam Pemeta


Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu computer, yang dalam pengintegrasiannya SIG merangkul dan mempresentasikan sistem informasi lainnya. Simtem informasi Geografis pencarian ruangan ini menggunakan teknologi computer untuk menampilkan informasi atau karakteristik yang ada di suatu area geografi. SIG juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Pengertian Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografis (SIG) sangatlah beragam. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang beredar di berbagai sumber pustaka. Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah, dan sedikit bervariasi, karena SIG merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang digunakan oleh berbagai bidang atau disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Berikut adalah beberapa definisi SIG yang telah beredar di berbagai sumber pustaka (Prahasta, 2009) :
a.       SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer (CBIS) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran (Aronoff, 1989).
b.      SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan meyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997).
c.       SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografis. Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk: (a) akusisi dan verifikasi data, (b) kompilasi data, (c) penyimpanan data, (d) perubahan dan atau updating data, (e) manajemen dan pertukaran data, (f) manipulasi data, (g) pemanggilan dan presentasi data, dan (h) analisa data (Bern, 1992).
d.      SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers, 1997).
e.       SIG adalah sistem yang dapat mendukung (proses) pengambilan keputusan (terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (Gistut, 1994).
Dari beberapa definisi SIG di atas maka dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaanya di permukaan bumi.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis
1)      Input Data
sub-sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format (native) yang dapat digunakan oleh perangkat SIG yang bersangkutan.
2)      Data Output
sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
3)      Data Management
 sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve (di-load ke memori), di-update, dan di-edit.
4)      Data Manipulation & Analysis
sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
5)      Visualisasi
 Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis (Wikipedia, 2016).
GIS merupakan produk dari beberapa komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam GIS yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan intelegensi manusia (Prahasta, 2002 & Husein, 2006).
·         Perangkat Keras (Hardware)
Di dalam perangkat keras terdapat beberapa komponen yang sering digunakan untuk aplikasi SIG adalah Personal Computer (PC), mouse, monitor, digitized, plotter, reciver GPS dan scanner.
·         Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak SIG terdiri atas sistem operasi, compiler, dan program aplikasi. Sistem Operasi (Operating System/OS) seperti: Windows, Linux, UNIX, Sun Solaris. Sedangkan Compiler yang biasa digunakan C, C+, Delphi, Visual Basic. Dan program aplikasi pembangun GIS, seperti:. Mapinfo, Arcview, Arcinfo, ArcGIS, dan Quantum GIS
·         Data dan Informasi Geografis
Didapat dengan cara meng-import dari perangkat lunak sistem informasi geografis yang sudah ada atau dapat secara langsung membuat atau mendigitasi data spasial dari peta dan atribut dari tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard atau data titik-titik yang diperoleh dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG Suseno, dkk, (2012) yaitu.
a.       Data Spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direperentasikan berupa grafik, peta, gambar, dengann format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
b.      Data non spasial adalah data berbrntuk tabel tersebut berisi informasi-informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling berintegrasi dengan data spasial yang ada.
·         Sumber daya
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
·         Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan. Gambar komponen sistem informasi geografis dapat dilihat pada gambar 2.

Manfaat dan Aplikasi SIG dalam Pemetaan Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil
1.      Pemetaan daerah ekosistem
Dengan metode pembuatan software dan system informasi mengenai pulau-pulau kecil yang ada diwilayah Indonesia menggunakan pendekatan atribut-atribut pulau-pulau kecil yang dibuat secara khusus untuk dapat diisi guna melengkapi inventarisasi informasi suatu pulau (Asih,2009).
Pesisir mempunyai arti dan fungsi tersendiri karena pesisir merupakan wilayah yang membatasi antara laut dan darat. Pesisir merupakan transisi antara ekosistem dan laut dengan ekosistem kehidupan darat. Pengelolaan dan pemanfaatan daerah pesisir belum dilaksanakan oleh pemerintah daerah secara optimal karena hal ini sangat berhubungan dengan kewenangan yang dimilikinya. Sejalan dengan kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, maka daerah akan mengelola dan memanfaatkan daerah pesisir secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah. Dewasa ini, penerapan teknologi informasi semakin berkembang pada segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan pemetaan mengenai potensi daerah pesisir dalam bentuk sistem informasi geografis. Dengan penerapan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemetaan potensi daerah pesisir, dapat membantu Pemerintah Daerah Bali yang khusus ditujukan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali dalam hal pemetaan (Maryani, 2011). Berikut ini contoh peta kesesuaian lahan untuk ekosistem terumbu karang, mangrove dan budidaya rumput laut yang disajikan pada gambar 4 di bawah ini.
2.      Kelayakan lokasi untuk pengembangan, misalnya pariwisata dan budidaya perikanan
Sektor pariwista bahari merupakan sektor yang paling efisien dalam bidang kelautan, sehingga pengembangan kepariwisataan bahari perlu mendapatkan prioritas. Pembangunan wisata bahari dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan obyek dan daya tarik wisata secara optimal. Berbagai obyek dan daya tarik wisata yang dapat dimanfaatkan adalah wisata alam (pantai), keragaman flora dan fauna (biodiversity). seperti taman laut wisata alam (ecotourism), wisata bisnis wisata budaya, maupun wisata olah raga. Dengan potensi wisata bahari yang tersebar di hampir sebagian besar kabupaten/kota yang memiliki pesisir akan membawa dampak langsung yang sangat besar kepada pendapatan masyarakat lokal dan pemerintah daerah (Kusumastanto,2011).
Pengembangan budidaya laut merupakan usaha meningkatkan produksi dan sekaligus merupakan langkah pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang dalam rangka mengimbangi pemanfaatan dengan cara penangkapan. Usaha budidaya merupakan salah satu bentuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan yang berwawasan lingkungan. Penggunaan teknologi SIG dapat membantu analisis untuk memilih lokasi yang tepat berdasarkan data pengukuran parameter fisika dan kimia perairan (Syah, 2010).
Meaden dan Kapetsky (1991) menjelaskan tentang penggunaan SIG dibidang perikanan antara lain: 1) Perencanaan zonasi sumberdaya air; 2) Pemetaan zonasi spesies biota air; 3) Pengaruh lingkungan terhadap produksi ikan secara intensif; 4) Identifikasi daerah dimana inovasi kegiatan perikanan kemungkinan menyebar. Penggunaan SIG sebagai teknik untuk analisis sumberdaya dan pemilihan lokasi berperan penting dalam pengembangan budidaya (Aguilar-Manjarrez dan Ross 1993). SIG telah banyak diterapkan untuk sektor budidaya skala regional atau nasional (Kapetsky et al. 1988; Meaden dan Kapetsky 1991; Nath et al. 2000). Sejumlah penelitian telah mengeksploitasi kapasitas pemodelan dari SIG, yaitu pembangunan model lokasi budidaya ikan di Red River Delta, Vietnam (Tran dan Demaine 1996), pembangunan model lokasi budidaya udang di Meksiko (Aguilar-Manjarrez 1996), manajemen akuakultur di pesisir Thailand (Jarayabhand 1997), dan lokasi potensi budidaya udang dan ikan di Bangladesh (Salam dan Ross 2000). Manajemen sumberdaya perairan suatu area yang belum terintegrasi dengan ekonomi pedesaan, dapat dibangun untuk memenuhi peningkatan permintaan terhadap protein ikan di suatu area. Dalam hal tersebut, pembentukan berdasarkan suatu pengambilan keputusan s dan skema perencanaan dapat dilayani dengan baik oleh SIG (Mariany, 2011). Berikut ini contoh hasil peta dari analisis kesesuan lahan untuk wisata bahari yang disajikan pada gambar 5 di bawah ini.

3.      Pemetaan daerah rawan bencana tsunami
Upaya penanggulangan ini akan semakin besar lagi apabila masyarakat dan negara tidak memiliki sistem manajemen pre-disaster yang baik. Oleh karena itu saat ini digalakkan penyadaran pentingnya emergency preparedness sebagai suatu program jangka panjang yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan bangsa untuk me-manage semua jenis bencana serta memulihkan keadaan pasca bencana hingga ke kondisi pengembangan berkelanjutan. Demi tercapainya keberhasilan penanggulangan bencana, diperlukan suatu perencanaan yang matang dan kebutuhan informasi tentang bencana (Tondobala,2011)
Kebutuhan informasi yang cepat, tepat, dan up-to date mutlak diperlukan. Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki peran penting dalam siklus manajemen bencana. Teknologi SIG tidak hanya memudahkan untuk proses, analisa, dan mengkombinasi data spasial, tetapi juga mudah untuk diorganisasikan, dan mengintegrasikan proses-proses spatial ke dalam suatu sistem yang lebih besar yang memodelkan realitas. SIG didukung beragam software yang dapat melakukan itu semua, dari proses digitasi, editing, topologi, sampai diseminasi data yang diaplikasikan dalam WEB SIG (Harsanugraha dan Atriyon, 2008).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Metode Storet dan Metode IP (Indeks Pencemaran)

Pengertian Gelombang Dan Transformasi Gelombang

Penertian Arus Dan Sirkulasi Laut Dunia